Senin, 22 Juni 2009

PERCERAIAN DAN SAHABATKU

10.46 semuanya udah kelar en..udah gak ada masalah lagi di keluargaku sekarang, ortuku udah cerai. Mau diapa2in kayak apa semuanya udah terlanjur terjadi, udah selesai….

Kemarin sahabatku yang saat inikuliah di Jakarta memberiku kabar tentang keadaan keluarganya. Setahuku dulu, keluarga mereka baik2 saja, dan aku kaget mendengar perceraian kedua orang tuanya. Dan lebih membuatku merasa kecewa, aku mendengar kabar ini dari kakakku yang di Kediri. Dia memintkau untuk menghibur sahabatku yang sedang berkabung akibat retaknya rumah tangga orang tuanya. Pantas, saat makrab kemarin dia banya diam dan sesekali saja ngobrol, dan aku juga sibuk dengan tugasku sehingga ku pikir dia baik2 saja. Aku lupa bahwa sahabatku ini akan selalu menampakkan wajah sombong sok tegarnya setiap kali menghadapi masalah, aku lupa bahwa dia akan selalu diam jika aku tidak memancingnya bicara, aku lupa bahwa aku juga mengalami hal yang sama dengan yang dia alami, dan mungkin aku lupa betapa tidak enak memiliki orang tua yang sudah berpisah.

Beberapa memoriku terbuka…ingat saat dia adalah salah satu orang yang menemaniku saat keluargaku dilanda masalah, ingat saat dia menyuruh dan mengantarku pulang karena keluargaku membutuhkanku sementara aku menjadi seorang pengecut yang bersembunyi, ingat saat malam2 aku tertidur di kereta dan turun di stasiun yang salah, dia menjemputku, ingat saat kami semua mendengarkan lagu lembayung bali di kelas, ingat beberapa bulan yang lalu aku masih melihatnya masih tersenyum, kita ke Bogor bersama2 untuk mengunjungi teman2 kami disana…….

Menatap lembayung di langit Bali

dan kusadari

betapa berharga kenanganmu

Di kala jiwaku tak terbatas

bebas berandai memulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu

sosok yang mengisi kehampaan kalbuku

Bilakah diriku berucap maaf

masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu

Teman yang terhanyut arus waktu

mekar mendewasa

masih kusimpan suara tawa kita

kembalilah sahabat lawasku

semarakkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kurangkul kalian

sosok yang mengaliri cawan hidupku

Bilakah kita menangis bersama

tegar melawan tempaan semangatmu itu

oh jingga

Hingga masih bisa kujangkau cahaya

senyum yang menyalakan hasrat diriku

Bilakah kuhentikan pasir waktu

tak terbangun dari khayal keajaiban ini

oh mimpi

Andai ada satu cara

tuk kembali menatap agung surya-Mu

lembayung Bali

Maaf ya teman, aku sempat melupakan, aku sempat merasa sombong…

Sahabat…

Kilauan permata takkan cukup membeli bahagiamu

Bukan juga tarian untuk menyambut kedatanganmu

Bukan jamuan untuk memuaskan dahagamu

dari perjalanan jauh dan melelahkan

sahabat…

pantas untukmu seluruh bahagiaku

pantas untukmu dayang2 dan istana2ku

pantas untukmu air mataku yang tersisa

untukmu seluruh keheninganku dari pertapaanku

sebagai belas dan rasa hormatku

aku, hadirmu dalam hidupku…

Tidak ada komentar: