10.46 semuanya udah kelar en..udah gak ada masalah lagi di keluargaku sekarang, ortuku udah cerai. Mau diapa2in kayak apa semuanya udah terlanjur terjadi, udah selesai….
Kemarin sahabatku yang saat inikuliah di Jakarta memberiku kabar tentang keadaan keluarganya. Setahuku dulu, keluarga mereka baik2 saja, dan aku kaget mendengar perceraian kedua orang tuanya. Dan lebih membuatku merasa kecewa, aku mendengar kabar ini dari kakakku yang di Kediri. Dia memintkau untuk menghibur sahabatku yang sedang berkabung akibat retaknya rumah tangga orang tuanya. Pantas, saat makrab kemarin dia banya diam dan sesekali saja ngobrol, dan aku juga sibuk dengan tugasku sehingga ku pikir dia baik2 saja. Aku lupa bahwa sahabatku ini akan selalu menampakkan wajah sombong sok tegarnya setiap kali menghadapi masalah, aku lupa bahwa dia akan selalu diam jika aku tidak memancingnya bicara, aku lupa bahwa aku juga mengalami hal yang sama dengan yang dia alami, dan mungkin aku lupa betapa tidak enak memiliki orang tua yang sudah berpisah.
Beberapa memoriku terbuka…ingat saat dia adalah salah satu orang yang menemaniku saat keluargaku dilanda masalah, ingat saat dia menyuruh dan mengantarku pulang karena keluargaku membutuhkanku sementara aku menjadi seorang pengecut yang bersembunyi, ingat saat malam2 aku tertidur di kereta dan turun di stasiun yang salah, dia menjemputku, ingat saat kami semua mendengarkan lagu lembayung bali di kelas, ingat beberapa bulan yang lalu aku masih melihatnya masih tersenyum, kita ke Bogor bersama2 untuk mengunjungi teman2 kami disana…….
Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari
betapa berharga kenanganmu
Di kala jiwaku tak terbatas
bebas berandai memulang waktu
Hingga masih bisa kuraih dirimu
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
Bilakah diriku berucap maaf
masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu
Teman yang terhanyut arus waktu
mekar mendewasa
masih kusimpan suara tawa kita
kembalilah sahabat lawasku
semarakkan keheningan lubuk
Hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
Bilakah kita menangis bersama
tegar melawan tempaan semangatmu itu
oh jingga
Hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
Bilakah kuhentikan pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini
oh mimpi
Andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung surya-Mu
lembayung Bali
Maaf ya teman, aku sempat melupakan, aku sempat merasa sombong…
Sahabat…
Kilauan permata takkan cukup membeli bahagiamu
Bukan juga tarian untuk menyambut kedatanganmu
Bukan jamuan untuk memuaskan dahagamu
dari perjalanan jauh dan melelahkan
sahabat…
pantas untukmu seluruh bahagiaku
pantas untukmu dayang2 dan istana2ku
pantas untukmu air mataku yang tersisa
untukmu seluruh keheninganku dari pertapaanku
sebagai belas dan rasa hormatku
aku, hadirmu dalam hidupku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar